Penggolongan Efek Samping Antibiotik Lengkap



Assalamualaikum

Hi apa kabar semoga kalian dalam keadaan sehat walafiat, aamiin kali ini saya akan membagikan sebuah arikel yang berjudul penggolongan fungsi serta efek samping dari antibiotik obat yang paling dikenal oleh masyarakat yaitu amoksilin tau kan kalian,,,, 

amoksilin meruakan obat antibiotik untuk melawan bakteri, supaya tidak infeksi. bakteri yang dilawan oleh amoksilin cukup lumayan banyak sehinnga amoksilin ini banyak di konsumsi oleh banyak orang. 


eheh,,,,,sebelumnya apa sih antibiotik,,??? yp,,

Antibiotik adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati, dan dalam sebagian kasus bisa mencegah infeksi oleh bakteri.

Antibiotik dapat digunakan untuk kondisi penyakit yang relatif ringan diantaranya jerawat hingga yang berpotensi mengancam jiwa pada manusia seperti pneumonia (infeksi paru-paru). Namun, adakalanya antibiotik tidak berguna pada beberapa jenis infeksi, dan menggunakannya hanya akan meningkatkan risiko resistensi antibiotik, karena itulah antibiotik tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.


A.     Penggunaan antibiotik 

Penggunaan antibiotik harus didasarkan pada resep yang terdapat pada obat, atau menurut anjuran dokter atau apoteker.

Antibiotik dapat diberikan dalam tiga cara:

·         Antibiotik oral             - tablet, pil, kapsul atau sirup.

·         Antibiotik topikal     - salep, lotion, semprotan atau tetes, yang sering digunakan untuk mengobati infeksi kulit.

·         Antibiotik suntikan  - dapat diberikan dalam bentuk suntikan langsung atau melalui infus ke dalam aliran darah atau otot, biasanya antibiotik suntikan hanya diberikan pada orang dengan penyakit yang serius.


Sangat penting untuk terus mengonsumsi antibiotik sampai penyakit Anda tuntas atau dengan kata lain mengikuti petunjuk dokter, meskipun Anda merasa sudah jauh lebih baik.  Jika  Anda berhenti  mengonsumsi  antibiotik padahal bakteri penyebab penyakit Anda masih ada, maka bakteri itu akan bangkit kembali dan menjadi lebih kebal atau resisten terhadap antibiotik.


Lalu kalau Lupa mengonsumsi antibiotik ,,??

Jika kalian lupa meminum antibiotik, maka minumlah segera disaat kalian ingat dan kemudian lanjutkan seperti waktu dan dosis seperti biasa. Namun, jika waktu kalian ingat sudah hampir memasuki waktu untuk dosis berikutnya, maka lewatkan saja dosis yang terlupakan itu. Jangan mengonsumsi dua dosis antibiotik sekaligus untuk mengganti "kelupaan" Anda. Ingat, minum dua dosis antibiotik dalam jarak waktu yang berdekatan akan meningkatkan risiko efek samping.


Sebelum mengonsumsi antibiotik, ada baiknya Anda tanyakan terlebih dahulu ke dokter mengenai apa yang harus dilakukan seandainya kejadian seperti ini terjadi, karena tidak semua antibiotik dapat diperlukan seperti cara diatas. Hal ini untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan pastinya.


Jika Sengaja menambah dosis ,,??

Bila Anda sengaja mengonsumsi dosis lebih antibiotik, maka secara umum tidak akan membahayakan. Namun, hal ini akan meningkatkan risiko efek samping seperti sakit perut dan diare. Jika Anda tidak sengaja mengonsumsi antibiotik melebihi dosis yang disarankan dan Anda khawatir atau mengalami masalah efek samping yang mengganggu, maka bicarakanlah dengan dokter.


B.      Jenis antibiotik


Saat ini terdapat ratusan jenis antibiotik, namun kebanyakan diantaranya terklasifikasi dalam enam kelompok jenis antibiotik, diantaranya:

1.       Penisilin, umum digunakan untuk mengobati berbagai infeksi, seperti infeksi kulit dan infeksi saluran kemih. contohnya

              a. Penisilin spectrum sempit :

(1). Benzil penisilin = penisilin G, Tidak tahan asam lambung, sehingga pemberian secara oral akan diuraikan oleh asam lambung, karena itu penggunaannya secara injeksi atau infuse intra vena.

(2). Penisilin V = Fenoksimetil penisilin, Penisilin ini tahan asam lambung, pemberian sebaiknya dalam keadaan sebelum makan.

(3). Penisilin tahan Penisilinase Derivat ini hampir tidak terurai oleh penisilinase, tetapi aktivitasnya lebih ringan dari penisilin G dan penisilin V. umumnya digunakan untuk kuman-kuman yang resisten terhadap obat-obat tersebut. Contohnya kloksasin, dikloksasin, flukloksasilin. Kombinasi amoksisilin dengan asam klavulanat menghasilkan efek sinergisme dengan khasiat 50 kali lebih kuat, efektif terhadap E.coli, H.influenza dan staphylococcus aureus. Contohnya Augmentin (Beecham). Asam klavulanat adalah senyawa β lactam dari hasil fermentasi streptomyces clavuligerus.

            b. Penisilin spectrum luas :

(1). Ampisilin Spectrum kerjanya meliputi banyak kuman gram positif dan gram negative yang tidak peka terhadap penisilin G. khasiatnya terhadap kuman-kuman gram positif lebih ringan daripada penisilin-penisilin spectrum sempit. Banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi atau peradangan pada saluran pernafasan (bronkitis), saluran pencernaan (desentri), dan infeksi saluran kemih.

(2). Amoksisilin Spectrum kerjanya sama dengan ampisilin, tetapi absorbsinya lebih cepat dan lengkap. Banyak digunakan terutama pada bronkitis menahun dan infeksi saluran kemih.

(3). Co-amoxiclav


Obat generic, indikasi kontra indikasi dan efek samping.

1. Benzil penisilin (penisilin G)

·         indikasi : infeksi tenggorokan, otitis media, streptococcus endo karditis, meningokokus,        meningitis, pneumonia dan profilaksis amputasi pada lengan dan kaki.

·         kontra indikasi : hipersensitivitas (alergi) terhadap penisilin

·         efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, nyeri sendi, syok anafilaktik, diare.

·         sediaan : benzatin penisilin G (generik) injeksi.

2. Fenoksi metal penisilin (penisilin V)

·         indikasi : tonsillitis, otitis media, demam rematik, profilaksis infeksi pneumokokus.

·         kontra indikasi & efek samping sama seperti penisilin G

3. Ampisilin

·         indikasi : infeksi saluran kemih, demam rematik, profilaksis infeksi pneumokokus.

·         kontra indikasi : alergi (hipersensitiv) terhadap penisilin.

·         efek samping : mual, diare, ruam, kadang-kadang colitis.

·         sediaan : ampisilin (generik) kapsul 250 mg, kaptab 500 mg, serbuk injeksi, sirup kering.

·         cara penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, pada suhu tidak lebih dari 25°C

4. Amoksisilin

·         indikasi : (lihat ampisilin), juga untuk profilaksis endokarditis dan terapi tambahan.

·         kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin

·         sediaan : amoksisilin (generik), kapsul 250 mg, kaptab 500 mg, serbuk injaksi, sirup  kering.

·         cara penyimpanan : dalam botol tertutup rapat.

5. Co-amoxiclav (amoksisilin-asam klavulanat)

·         kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin.

·         sediaan : Co-amoxiclav (generik), kaptab.


Sefalosporin

digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi, juga efektif untuk mengobati infeksi yang serius seprti septicaemia dan meningitis.

Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam. Seperti antibiotik Betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun garam negatif, tetapi spektrum masing-masing derivat bervariasi.

Antibioik sefalosporin terbagi menjadi 3 generasi, yang pertama adalah cephalothin dan cephaloridine yang sudah tidak banyak digunakan. Generasi kedua (antara lain: cefuroxime, cefaclor, cefadroxil, cefoxitin, dll.) digunakan secara luas untuk mengatasi infeksi berat dan beberapa di antaranya memiliki aktivitas melawan bakteri anaerob. Generasi ketiga dari sefalosporin (di antaranya: ceftazidime, cefotetan, latamoxef, cefotetan, dll.) dibuat pada tahun 1980-an untuk mengatasi infeksi sistemik berat karena bakteri gram negatif-basil.

Penggolongan Sefalosporin Hingga tahun 2006 golongan Sefalosporin sudah menjadi 4 generasi, pembedaan generasi dari Sefalosporin berdasarkan aktivitas mikrobanya dan yang secara tidak langsung sesuai dengan urutan masa pembuatannya.


Berikut merupakan penggolongan generasi Sefalosporin

Berdasarkan khasiat antimikroba dan resistensinya terhadap betalakmase, sefalosporin lazimnya digolongkan sebagai berikut :

1. Generasi ke I, yang termasuk dalam golongan ini adalah Sefalotin dan sefazolin, sefradin,   sefaleksin dan sefadroxil. Zat-zat ini terutama aktif terhadap cocci Gram positif, tidak berdaya terhadap gonococci, H. Influenza, Bacteroides dan Pseudomonas. Pada umumnya tidak tahan terhadap laktamase.

2. Generasi ke II, terdiri dari sefaklor, sefamandol, sefmetazol, dan sefuroksim lebih aktif terhadap    kuman Gram-negatif, termasuk H.influenza, Proteus, Klensiella, gonococci dan kuman-kuman yang resisten untuk amoksisilin. Obat-obat ini agak kuat tahan-laktamase. Khasiatnya terhadap kuman Gram-positif (Staph dan Strep) lebih kurang sama

3. Generasi ke III, Sefoperazon,sefotaksim, seftizoksim, seftriaxon, sefotiam, sefiksim, sefpodoksim, dan sefprozil. Aktivitasnya terhadap kuman Gram-negatif lebih kuat dan lebih luas lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides, khususnya seftazidim. Resistensinya terhadap laktamase juga lebih kuat, tetapi khasiatnya terhadap stafilokok jauh lebih rendah.

4. Generasi ke IV, Sefepim dan sefpirom. Obat-obat baru ini (1993) sangat resisten terhadap laktamase, sefepim juga aktif sekali terhadap Pseudomonas.


Aminoglikosida, cenderung hanya digunakan untuk mengobati penyakit serius seperti meningitis, karena dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti gangguan pendengaran dan kerusakan ginjal.

                        Yang termasuk antibiotika golongan aminoglikosida

·         —Sreptomisin dari   Streptomyces griseus  th 1943

·         —Neomisin Streptomyces fradiae       1949

·         —Framisetin Streptomyces lavandulae 1953

·         —Kanamisin Streptomyces kanamyceticus 1957

·         —Paromomisin Streptomyces rimosus  1959

·         —Gentamisin Micromonospora purpurea 1963

·         —Tobramisin  Streptomyces tenebrarius  1968

·         —Amikasin  Asilasi kanamisin A 1972

                        Karakteristik aminoglikosida

1. Tidak satupun aminoglikosida diabsorpsi secara memadai pada pemberian oral.

2. Mekanisme kerjanya identik satu sama lain

3. Spektrum aktivitas terutama terhadap bakteri gram neg

4. Toksisitas utama adalah ototoksis pada saraf otak ke  8  dan nefrotoksik.

5. Resistensi terhadap aminoglikosida  dapat  terjadi melalui 3 mekanisme yaitu:

a. Mutasi protein pada ribosom bakteri

b. Kegagalan penetrasi aminoglikosida

c. Inaktivasi aminoglikosida oleh enzim bakteri.

Tetrasiklin,

digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi. Tetrasiklin umum digunakan untuk mengobati jerawat sedang sampai berat dan kondisi lain pada kulit wajah yang disebut dengan rosacea, yang menimbulkan kemerahan dan bintik-bintik pada kulit. Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens & Streptomyces rimosus. Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama seperti yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti kolera, demam berbintik Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit menggunakannya pula untuk mengobati beberapa jenis jerawat.

Adapun contoh obatnya yaitu : Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin.

Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah.Mekanisme kerjanya mengganggu sintesis protein kuman Spektrum kerjanya luas kecuali thp Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa. Penggunaannya yaitu infeksi saluran nafas, paru-paru, saluran kemih, kulit dan mata. Namun dibatasi karena resistensinya dan efek sampingnya selama kehamilan & pada anak kecil.


5.       Makrolida,

sangat efektif mengobati infeksi paru-paru. Makrolida juga menjadi antibiotik alternatif pada mereka yang alergi terhadap penisilin atau untuk membunuh bakteri yang kebal terhadap penisilin.

Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerjanya yaitu pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga mengganggu sintesis protein. Penggunaannya merupakan pilihan pertama pada infeksi paru-paru. Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis, dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.Contoh obatnya : eritromisin, klaritromisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta spiramisin.


Fluoroquinolones,

merupakan antibiotik spektrum luas jenis baru yang efektif untuk berbagai macam infeksi.

7.       Sulfonamide

Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif dan negatif. Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja : mencegah sintesis asam folat dalam bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk DNA dan RNA bakteri.Kombinasi sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfamezatin dengan perbandingan sama),Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim dengan perbandingan 5:1),Sulfadoksin + pirimetamin.

Penggunaan:

Infeksi saluran kemih : kotrimoksazol

Infeksi mata : sulfasetamid

Radang usus : sulfasalazin

Malaria tropikana : fansidar.

Mencegah infeksi pada luka bakar : silver sulfadiazine.

Tifus : kotrimoksazol.

Radang paru-paru pada pasien AIDS : kotrimoxazol

Sebaiknya tidak digunakan pada kehamilan teruama trimeseter akhir : icterus, hiperbilirubinemia


8.       Vankomisin

Dihasikan oleh Streptomyces orientalis.Bersifat bakterisid thp kuman gram positif aerob dan anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain tidak ampuh lagi


C.      Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Mekanisme Kerja :

·          Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin

·          Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone,

·         Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline

·         Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;

·         Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,

·         Antimetabolit, misalnya azaserine.


D.     Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Struktur Kimia :

·         Aminoglikosida Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.

·         Beta-Laktam Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).

·         Glikopeptida Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.

·         Polipeptida Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).

·         Polimiksin Diantaranya polimiksin dan kolistin.

·         Kinolon (fluorokinolon) Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin.

·         Streptogramin Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.

·         Oksazolidinon Diantaranya linezolid dan AZD2563.

·         Sulfonamida Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.

·         Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat

E.      Penggolongan Berdasarkan Spektrum Kerjanya

Spektrum luas (aktivitas luas) : Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.

 Spektrum sempit (aktivitas sempit) : Antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau gram negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya bekerja terhadap kuman gram-negatif.


F.       Efek samping

Kebanyakan antibiotik (dengan pengecualian aminoglikosida) tidak menimbulkan masalah atau efek samping serius pada orang-orang (kecuali yang memiliki alergi). Efek samping yang paling sering terjadi ketika mengonsumsi antibiotik, antara lain:

·     Perasaan sakit ada perut

·     Kembung dan gangguan pencernaan lainnya

·     Diare

Sekitar 1  dari  15 orang memiliki reaksi alergi terhadap antibiotik, khususnya penisilin dan sefalosporin. Meksipun jarang terjadi, namun reaksi  alergi ini dapat menyebabkan  kondisi alergi yang serius (anafilaksis), yang  merupakan suatu keadaan darurat medis.



G.     Konsiderasi dan interaksi

Beberapa jenis antibiotik tidak cocok atau bahkan bisa berbahaya pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu, atau wanita hamil atau menyusui. Anda hanya boleh mengonsumsi antibiotik yang khusus diresepkan untuk kalian. Jangan pernah mengonsumsi antibiotik yang bukan diresepkan untuk Anda (seperti dari teman atau kelurga) meskipun nyata khasiatnya bagi orang lain tersebut.

Beberapa jenis antibiotik dapat memiliki reaksi yang tak terduga bila dikombinasikan dengan obat lain, misalnya pil kontrasepsi dan alkohol. Oleh karena itu sangat penting sekali untuk membaca leaflet yang tertera pada kemasan obat atau dengan meminta saran dokter.


H.     Resistensi antibiotik

Organisasi-organisasi kesehatan di seluruh dunia saat ini tengah mencoba mengurangi penggunaan antibiotik, terutama untuk kondisi penyakit yang tidak serius. Hal ini dilakukan untuk memerangi masalah resistensi terhadap antibiotik, yang ketika bakteri sudah resisten atau kebal maka tidak akan bisa lagi diobati dengan satu atau beberapa jenis antibiotik.


Resistensi antibiotik dapat terjadi dalam beberapa cara. 

Dari waktu ke waktu, daya tahan bakteri dapat bermutasi menjadi banyak yang akhirnya membuatnya resisten terhadap antibiotik jenis tertentu. Risiko resistensi ini akan meningkat ketika seseorang tidak mengonsumsi antibiotik secara tuntas (dengan saran dokter) karena bakteri akan bangkit kembali dan menjadi semakin kebal. Antibiotik dapat membunuh banyak bakteri berbahaya yang hidup di dalam tubuh. Namun bakteri yang sudah resisten akan dengan cepat berkembang biak untuk menggantikan bakteri-bakteri yang sudah mati itu.

Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama atau sering meskipun sesuai anjuran dokter akan meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Termasuk penggunaan antibiotik untuk kondisi-kondisi penyakit ringan.

Yang paling parah adalah munculnya superbugs. Ini adalah bakteri yang sudah kebal terhadap berbagai jenis antibiotik, diantaranya:

·         Meticillin-resistant  Staphylococcus aureus ( MRSA ).

·         Clostridium difficile  (C.  diff).

·         Bakteri yang menyebabkan tuberkulosis resisten terhadap berbagai obat (MDR-TB)

Tipe-tipe infeksi diatas bisa sangat serius dan sukar untuk diobati, dan menjadi penyebab meningkatnya kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Sebagai contoh, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa ada sekitar 170.000 kematian akibat MDR-TB setiap tahun, wah wahhhh,,,,


Jadi jika kalian mengkonsumsi obat jenis antibiotik, obat tersebut harus habis sesuai yang dianjurkan dokter, walaupun penyakit yang di derita sudah sembuh. jadi tidak boleh ada obat yang tersisa.


Cukup sekian semoga dapat menambah wawasan kalian dan tau dengan bahayanya obat antibiotik jika hanya meminum 1 atau 2 kali....


0 Response to "Penggolongan Efek Samping Antibiotik Lengkap"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2