Laporan Isolasi Mikroorganisme Lengkap Docx

Laporan Isolasi Mikroorganisme Mata kuliah mikrobiologi


Download : Google Drive ( Laporan Isolasi Mikroorganisme )


BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Mikrobia (meliputi virus, archae, bakteri, jamur, dan protozoa, dapat dikatakan sebagai makhluk tertua dengan diversitas terbanyak di planet bumi.Mikroorganisme atau mikrobia adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan, mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. (Buchanan, 2003). Mikroba memang dapat bertahan pada berbagai kondisi lingkungan, ekstrim panas, ekstrim dingin, lingkungan yang berkonsentrasi garam tinggi, asam, basa, tekanan tinggi, bahkan di daerah yang mendekati kemustahilan untuk hidup makhluk hidup lain seperti lingkungan dengan radioaktivitas tinggi (Adam, 2001).

Mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya berada dalam populasi campuran dan di alam jarang mikrobia berada sebagai satu spesies tunggal dan selalu dalam hidup berkoloni dalam menjalankan peranannya pada siklus kehidupan (Cappuccino, 2000). Dalam bidang mikrobiologi dan bioteknologi, ketersediaan biakan murni sangatlah penting. Selain pemurnian isolate selama dalam penyimpanan juga sangat perlu diperhatikan, karena bekaitan dengan produk atau metabolit tertentu dari satu spesies tunggal, untuk itu pertama-tama spesies tersebut harus dapat diisolasi dari organisme lain kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni dimana sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal melalui teknik pemurnian (Burrows, 2004).



Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).

Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Anonim, 2011).



Berdasarkan dari penjelasan sebelumnya maka praktikum ini sangat penting dilakukan agar mengetahui cara mengisolasi atau pemurnian suatu mikroorganisme tertentu dari suatu koloni, cara menyimpan isolat mikroorganisme murni dan menghitung serta mengkarakterisasi mikrobia setelah diisolasi.


Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological (Hadioetomo, 1993).


B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam praktikum ini adalah :
• Bagaimana cara melakukan proses isolasi dan permurnian mikroorganisme ?
• Bagaimana metode yang harus dilakukan dalam penyimpanan suatu kultur murni mikroorganisme dengan menggunakan teknik penyimpanan jangka pendek?
• Apa yang harus dilakukan ketika akan melakukan pengkarakterisasi dan perhitungan jumlah mikrobia hasil isolasi dari suatu koloni ?



C. Tujuan
Memahami dan mengetahui berbagai macam cara isolasi mikroorganisme baik pada agar tegak, agar miring maupun agar cawan.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Teknik Aseptis

Bekerja dengan mikroorganisme membutuhkan teknik aseptis untuk mencegah ataupun mengurangi kontaminasi yang tidak diinginkan, karena setiap benda yang yang digunakan maupun pekerja laboratorium dapat menjadi sumber kontaminasi. Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik untuk memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikrobia lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur microbial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi (Colome, 2001).



Pentinggya mengisolasi suatu mikroba dari lingkungan, seperti pada makanan (substrat padat), minuman (substrat cair), dan pada diri sendiri karena banyaknya mikroba yang sulit untuk diamati atau dibedakan secara langsung menggunakan panca indera. Sehingga dengan isolasi akan mempermudah untuk melihat dan mengamati bentuk-bentuk pertumbuhan mikroba pada beberapa medium serta dapat melihat morfologi dari mikroba tersebut. Selain teknik pertumbuhan mikroba, dikenal juga teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tujuan mendapatkan biakan murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan (Ghoni, 2013).

Tujuan dari pemindahan biakan untuk menuasai teknik pemindahan biakan bakteri dari satu wadak ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya biakan murni yang diharapkan yang akan tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap awali isolasi mikroba terutama yang berasal dari stok kultul (bukan dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapat menyebabkan kontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Dwyana, 2012)



Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan, pada agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah sebagai berikut :

1. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa akar, serum kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting.

2. Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni dan sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar.

3. Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin. Karena itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak mengencerkan gelatin dapat serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa kawah, serupa mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan berlapis.



B. Media Pertumbuhan Mikroba

Medium pertumbuhan (disingkat medium) adalah tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Setiap mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula. Susunan kimia sel mikroba relatif tetap, baik unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel. Dari hasil analisis kimia diketahui bahwa penyusun utama sel adalah unsur kimia C, H, O, N, dan P, yang jumlahnya + 95 % dari berat kering sel, sedangkan sisanya tersusun dari unsur-unsur lain . Apabila dilihat susunan senyawanya, maka air merupakan bagian terbesar dari sel, sebanyak 80-90 %, dan bagian lain sebanyak 10-20 % terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipida untuk cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain (Lim, 2006).



Sebelum diinokulasi tangan dan tempat kerja disemprot dengan alkohol dengan menggunakan metode aseptik, jarum inokulasi disterilkan dengan membakarnya, dengan api sampai jarum tersebut pijar
(Pradika, 2008).



C. Teknik Pemeliharaan atau Penyimpanan Kultur Murni


Berbagai cara penyimpanan mikroorganisme dilakukan untuk mendapatkan kultur murni dengan potensi yang stabil. Penyimpanan secara sub kultur memiliki kelemahan, yaitu sangat menyita waktu dan tenaga karena dalam waktu singkat harus dipindahkan secara periodik ke medium baru. Metode lain yang digunakan sebagai alternatif adalah penyimpanan secara kering beku (freeze drying) atau dengan metode penyimpanan pada suhu ultra dingin –196ºC di dalam nitrogen cair (kriopreservasi). Jankowski et al. (1997) telah berhasil mengembangkan metode penyimpanan bakteri asam laktat dengan cara mengimobilisasi sel bakteri di dalam kapsul alginat atau pati tanpa mengurangi viabilitas dan kemampuan melakukan fermentasi (Prescott, 2003).


Bakteri yang memiliki flagella sering kali membentuk koloni yang menyebar terutama jika menggunakan lempengan agar basah, untuk mencegah menyebarnya koloni maka harus digunakan agar benar-benar kering (Djida, N., 2000).



BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :

Hari/Tanggal : Rabu, 04 April 2018

Waktu : 13.15 – Selesai WITA

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Dasar



B. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Hot plate
2. Jarum ose
3. Cawan Petri
4. Bunsen
5. Inkubator
6. Hand sprayer
7. Kertas
8. Erlenmeyar



Adapun bahan-bahan yang dipakai adalah sebagai berikut :
1. Alkohol (ethanol)
2. Sampel bakteri
3. Medium NA
4. Medium PDA



C. Prosedur Kerja

a. Membuat PCA (Plating Count Agar)

1. Mensterilkan tangan dengan menyemprotkan alcohol 70 % secara menyeluruh pada telapak sampai permukaan lengan.
2. Mensterilkan cawan petri dengan melidah-apikan cawan petri secara merata.
3. Mensterilkan mulut Erlenmeyer dengan cara melidah-apikan pada api Bunsen.
4. Memasukkan medium dengan cara membuka penutup cawan petri dengan sudut 30o dan mendekatkannya pada api Bunsen.
5. Menutup kembali cawan petri lalu member label pada bagian bawahnya.
6. Menunggu sampai medium yang telah dibuat memadat.

b. Isolasi Bakteri (Teknik Goresan Langsung)

1. Mensterilkan jarum ose dengan membakar sampai pijar pada api bunsen lalu mencelupkan ke dalam larutan alkohol 70 %
2. Melidah-apikan kembali jarum ose pada api Bunsen.
3. Menyentuhkan jarum ose ke atas bakteri, lalu menggoreskan secara langsung ke agar cawan. Model goresan langsung seperti gambar :
4. Membungkus agar cawan tersebut dengan menggunakan kertas secara terbalik dan setelah itu menyimpan ke inkubator dengan suhu 37 oC selama48 jam.




BAB IV 
HASIL PENGAMATAN

1. Hasil Isolasi Mikroorganisme (pada agar tegak dan miring)



NO
Metode
Bentuk
1
Isolasi pada agar miring(gores)
Spreading
2
Isolasi pada agar tegak(tusuk)
Echinulate



Gambar isolasi metode gores Gambar isolasi metode tusuk


2. Hasil Isolasi Mikroorganisme (Metode Pourplate dan Streak plate)

Pour plate
Streak plate
Bentuk
Irregular
Circular
Elevasi
Flat
Raised
Margin
Undulate
Entire
Permukaan
Berkerut
Halus mengkilap

Gambar isolasi metode pourplate Gambar isolasi metode streakplate



BAB V
PEMBAHASAN

Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi mikroba di lingkungan sangan beranekaragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ani,2002).

Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Manfaat dilakukannya kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.

Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat dalam 2 jenis, yaitu NA miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk membiakkan mikroba sedangkan NA tegak digunakan untuk menstimulir pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen. NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa jenis bakteri.



Pada percobaan ini digunakan Na miring dengan menggunakan sampel air sungai. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24 jam, pertumbuhan bakteri pada NA miring berbentuk spreading. Sedangkan pada NA tegak, dengan sampel yang sama pertumbuhan bakteri pada NA tegak tersebut berbentuk echinulate.

Pertumbuhan bakteri pada Metode Pour Plate berbentuk Irreguler, elavasinya Flat, marginsnya Undulate dan permukaannya berkerut. Dan pada Metode streak Plate dengan menggunakan sampel air sungai. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24 jam, pertumbuhan bakteri pada Metode Streak Plate berbentuk circular, elavasinya raised, permukaannya halus mengkilap, marginsnya Entire.

Isolasi mikroba dilakukan untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.


BAB IV 
PENUTUP


Kesimpulan

Tekhnik isolasi memiliki beberapa macam, yakni dengan metode agar tegak, metode agar miring, metode streak plate juga metode pourplate. Pada NA miring ditemukan Spreading, pada NA tegak ditemukan Echinulate . Pada pour plate ,bentuknya irregular, elevasi Flat, margin Undulate, dengan permukaan berkerut. Streakplate ditemukan bentuk Circular, elevasi Raised, margin Entire, dengan permukaan halus mengkilap.



DAFTAR PUSTAKA

Ani Murniati, 2002. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi.Bogor: IPB Press.
Dwidjoseputro, D. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.

Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar
Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin. Makassar
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia, Jakarta

Lim, D. 1998. Microbiology. WCB McGraw-Hill. Missouri.

Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala (Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.

Djida, N., 2000, Metode Instrumental dalam Mikrobiologi Umum, UNHAS Press: Makassar.

Dwidjoseputro, 1980, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan : Jakarta.

Hadioetomo, R. S., 1993, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Gramedia : Jakarta.

Nur Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unhalu : Kendari.

Ratna, Sri, 1990, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Jakarta : Gramedia.

Adam,MR.2001. Microbiology of Fermented Food .Elsivier Applied Science Publisher,Ltd.
New York.
Buchanan,RE. & Gibbons,NE.2003. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology.
The William & Wilkins Company Baltimore.USA.
Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert. 2004. Texbook of Microbiology.
W.B. Saunders Company. Philadelphia.
Cappuccino,JG.& Sherman,N. 2000. Microbiology: A Laboratory Manual.
The Benjamin/Cummings Publishing Company,Inc. California.
Colome,JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West Publishing Company.
New York.
Cowan,ST. 2004. Manual for the Identification of Medical Bacteria.
Cambridge University Press. London.
Fardiaz,Srikandi.2002. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta
Lim,D. 2006. Microbiology. McGraw-Hill. New York.
Prescott, L.M. 2003. Microbiology. Mc Graw Hill. New York.
Ratna, Siri .2000. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur dasar Laboratorium. PT Gramedia,Jakarta.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.


Sekian artikel mengenai laporan isolasi mikroorganisme, terimakasih telah berkunjung, jangan lupa untuk berkomentar....


Download File : Google Drive ( Laporan Isolasi Mikroorganisme )

BACA JUGA  Laporan Uji Aktivitas AntiInflamasi Lengkap Docx

1 Response to "Laporan Isolasi Mikroorganisme Lengkap Docx"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2