Laporan Praktikum Fitokimia Ekstraksi

Laporan Praktikum Fitokimia Ekstraksi
inspirasi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemurnian suatu senyawa dapat dilakukan dengan ekstraksi. Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang pada dasaranya tidak saling bercampur dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke dalam pelarut kedua itu. Pemisahan itu dapat dilakukan dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah corong pemisah selama beberapa menit
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat tercampur (immiscible) menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan di mana tujuan primernya adalah bukan analitis namun preparatif, ekstraksi pelarut dapat merupakan suatu langkah penting dalam urutan yang menuju ke suatu produk murninya dalam laboratorium organik, anorganik atau biokimia. Pemisahan ekstraksi pelarut biasanya ‘bersih´ dalam arti tak ada analog, kopresipitasi dengan sistem semacam itu.
Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang baik dan popular dibanding kebanyakan metode lain. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer dalam jumlah yang berbeda dalam kedua fase terlarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya pemisahan serta analisis pada semua skala kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis kemudian berkembang menjadi metode yang baik, sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion logam yang bertindak sebagai pengotor dan ion-ion logam dalam jumlah makrogram.
Untuk itu kami melakukan sebuah kegiatan praktikum untuk mengelola dan memanfaatkan sebuah sumber daya alam yang ada sehingga dapat digunakan dalam waktu jangka panjang. Praktikum yang dilakukan ialah mengekstrak tanaman Paku Hata (Lygodium circinnatum) dengan metode maserasi, perkolasi, dan soxhlet. Ekstrak yang dihasilkan akan dimanfaatkan untuk melihat ada tidaknya potensi untuk dijadikan sebuah obat.
B. Maksud
Adapun maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami proses ekstraksi pada sampel daun Paku Hata (Lygodium circinnatum) dengan metode perkolasi, maserasi, soxhletasi dan refluks.
C. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan kali ini adalah untuk mengekstraksi sampel daun Paku Hata (Lygodium circinnatum) dengan metode perkolasi, maserasi, soxhletasi dan refluks.



BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada praktikum ini diperoleh hasil yaitu :
No
Pengamatan
Sampel (daun paku hata)
1
Metode Ekstraksi
soxhletasi
2
Bobot sebelum diekstraksi (g)
30 gram
4
Persentase ekstrak (%) / rendemen
3,76 %
5
Jumlah cairan penyari (mL)
500 mL

B. Pembahasan
Ekstraksi adalah suatu cara yang dilakukan untuk menarik zat yang dapat larut (kandungan kimia) dari bahan yang tidak dapat larut (serbuk simplisia) dengan menggunakan pelarut cair tertentu dari tanaman yang dapat digunakan sebagai obat-obatan.
Hasil dari ekstraksi disebut dengan ekstrak. Ekstrak  adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditentukan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan secara destilasi dengan menggunakan tekanan.
   Adapun prinsip ekstraksi yaitu osmosis dan difusi. Dimana osmosis merupakan proses perpindahan pelarut dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi melalui membran semipermeabel, sedangkan difusi merupakan proses perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mendapatkan ekstrak dari sampel tanaman obat dengan menggunakan beberapa metode seperti perkolasi, maserasi, soxhletasi dan refluks.
Pada percobaan ini digunakan 2 metode yaitu metode soxhlet dan maserasi. Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan hingga menguap, uap cairan penyari terkondesasi menjadi molekul cairan oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia didalam klonsong dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini ditandai dengan beningnya cairan penyari yang melalui pipa siphon tersebut.
Prinsip sokletasi  adalah pelarut dan sampel dipisahkan ditempat yang berbeda. Sampel adalah bahan alam yang belum mengalami proses apapun juga. Metode sokletasi yang dilakukan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari soklethasi adalah sampel terekstraksi dengan sempurna dengan proses ekstraksi lebih cepat dan lebih hemat karena pelarut yang digunakan sedikit. Sedangkan kelemahan dari metode sokletasi adalah sampel sampel yang digunakan harus sampel yang digunakan harus sampel yang tahan panas atau tidak dapat digunakan pada sampel yang tidak tahan panas. Karena sampel yang tidak tahan panas akan teroksidasi atau tereduksi ketika proses sokletasi berlangsung.
Untuk metode soxhlet pertama-tama ditimbang serbuk simplisia, kemudian dimasukkan dalan klonsong yang telah dilapisi kertas saring, setelah itu labi alas bulat diisi dengan cairan penyari (metanol) kemudian dihubungkan pada klonsong yang telah berisi sampel dan direkatkan dengan vaselin. Ditempatkan diatas water bath dan dihubungkan dengan kondensor dan nyalakan pada arus listrik. setelah itu dilaukan ekstraksi hingga cairan pada pipa sipon menjadi bening. Adapun hasil setelah serbuk simplisia dilarutkan dengan pelarut metanol berwarna hijau pekat.
Untuk metode maserasi, pertama-tama serbuk simplisia di timbang, kemudian dimasukkan dalam botol toples, setelah itu ditambahkan dengan cairan penyari dan didiamkan selama 3 hari sambil sesekali diaduk, setelah itu disaring dan ditambahkan lagi cairan penyari, dan ditunggu beberapa hari lagi dan disaring hingga didapatkan ekstraknya. Adapun hasil setelah serbuk simplisia dilarutkan dengan pelarut metanol didapatkan warna hijau pekat.
Pada metode ekstraksi ini digunakan pelarut metanol karena metanol merupakan senyawa polar akan tetapi mempunyai keistimewaan dapat menarik senyawa yang non polar, namun kerugian dari menggunakan metanol yaitu apabila metanol masuk ke dalam tubuh, tidak bisa di metabolisme sehingga bersifat toksik bagi tubuh.
Dari percobaan yang telah dilakukan pada sampel paku hata dengan metode sokhletasi diperoleh hasil %rendemen-nya adalah 3,76%.




SKEMA KERJA
1.  Maserasi
Dimasukkan 10 bagian serbuk (300 gram)
↓ 
Ditambahkan 75 bagian cairan penyari
↓ 
Ditutup dan dibiarkan selama 3 hari di temperature kamar dan dilindungi dari cahaya (sesekali diaduk)
↓ 
Setelah 3 hari kemudian disaring kedalam bejana penampung dan ampas diperas
↓ 
Sari yang diperoleh dipekatkan dengan rotavapor lalu diuapkan

2.  Refluks
Direndam serbuk + cairan penyari dalam labu alas bulat (kondensor lurus)
↓ 
Ditempatkan diatas waterbath
↓ 
Disambungkan kearah arus listrik, lalu disetel pada suhu yang sesuai sampai mendidih
↓ 
Uap dikondensasikan
 
Dilakukan 3x setiap kali ekstraksi selama 4 jam

3.  Perkolasi
Serbuk di timbang
↓ 
Maserasi selama 3 jam
 
↓ 


Dipindahkan kedalam percolator
↓ 
+cairan penyari hingga selapis diatas permukaan bahan
↓ 
Didiamkan selama 24 jam
↓ 
Kran perkulator dibuka dan dibiarkan cairan penyari mengalir dengan kecepatan 1 mL per menit
↓ 
+ cairan penyari secara kontinu sampai penyarian sempurna
↓ 
Perkolat yang diperoleh dipekatkan dengan rotavapor

4.  Soxhletasi
sampel ditimbang
↓ 
klonsong yang dilapisi kertas saring
↓ 
labu alas bulat + pelarut
↓ 
ditempatkan diatas waterbath
↓ 
+pelarut dalam klonsong
↓ 
Disetel pada suhu yang sesuai
↓ 
Dibiarkan terekstraksi
                                                                              
Ekstrak dipekatkan dalam rotavapor


GAMBAR
1.  Soxletasi
    
ekstraksi

ekstraksi daun paku hata

Soxletasi

Proses Soxletasi

Soxletasi

   

2.  Maserasi



Sekian Laporan mengenai praktikum fitokimia ekstraksi daun paku hata mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan kata atau kalimat yang kurang tepat pada Laporan Praktikum Fitokimia Ekstraksi, Terimakasih atas kunjungannya.

“Jangan menyesal atas masa lalu kelam yang pernah kamu alami, yang pasti dengan masa lalu mu itu, tak peduli seburuk apapun itu ia yang bisa menjadikanmu hingga seperti sekarang ini.”


Baca Juga :
  1. Laporan Asam Karboksliat Lengkap Docx
  2. Laporan Fitokimia Evaluasi Simplisia Lengkap Docx
  3. Laporan Fraksinasi Lengkap Docx Gambar
  4. Laporan Identifikasi Alkohol dan Fenol Aldehida dan Keton Docx

0 Response to "Laporan Praktikum Fitokimia Ekstraksi "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2